MAKALAH TEKNIK KOMUNIKASI TERAPEUTIK

Disusun oleh:
Anis Eka Rahayu
Dwi Wahyuni
Elinda Inggrid S.
Hilda Sri Andini
AKADEMI KEBIDANAN UMMI KHASANAH
BANTUL, YOGYAKARTA
TAHUN 2017/2018
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Kata komunikasi diambil dari bahasa latin communication,
yang bersumber dari istilah “communis” yang berarti membuat kebersamaan atau
membangun kebersamaan antara dua orang atau lebih.
Komunikasi adalah proses berbagi makna melalui perilaku verbal dan
non verbal. Segala perilaku dapat disebut komunikasi jika melibatkan dua orang
atau lebih. Frase dua kata atau lebih perlu ditekankan, karena sebagian
literature menyebut istilah komunikasi interpersonal yakni diri sendiri.
Komunikasi terjadi jika setidaknya suatu sumber membangkitkan respon pada
penerima melalui penyampaian suatu pesan dalam bentuk tanda atau simbol. Baik
bentuk verbal atau bentuk nonverbal tanpa harus memastikan terlebih dahulu
bahwa kedua pihak yang berkomunikasi punya sistemsimbol yang sama. Komunikasi
efektif terjadi apabila sesuatu (pesan) yang diberitahukan komunikator dapat
diterima dengan baik oleh komunikan. Sehingga tidak terjadi salah persepsi.
Komukasi verbal merupakan komunikasi langsung salah satunya dengan cara bertemu dan
bertatap muka secara langsung, sedangkan komunikasi nonverbal merupakan
komukasi tidak langsung misalnya melalui perantara orang ketiga yang meyampaikan
pesan nantinya. Hal ini pasti terjadi dalam masyarakat karena sifat manusia
sendiri adalah makhluk social yaitu makhluk yang tidak dapat hidup sendiri
melainkan perlunya interaksi dengan manusia lainnya, salah satu bentuk konkret
dari interaksi adalah komunikasi tersebut.
Definisi
komunikasi menurut beberapa ahli:
Everett
M. Rogers, mengemukakan pendapatnya yaitu “ komunikasi adalah suatu proses
dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada suatu pemerimaan atau lebih
dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka”.
Rogers
dan O. Lawewnce Kincaid “ komunikasi adalah suatu proses dimana dua orang atau
lebih membentuk atau melakukan pertukaran informasi dengan satu sama lain yang
tiba pada gilirannya akan tiba saling pengertian yang mendalam”.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa
yang dimaksud dengan komunikasi terapeutik?
2. Apa
tujuan dari komunikasi terapeutik?
3. Apasaja
teknik-teknik komunikasi terapeutik?
C. TUJUAN
1. Tujuan
Umum
Agar bidan dan pasien terjalin
komunikasi yang baik
2. Tujuan
Khusus
a. Membantu
pasien untuk memperjelas dan mengurangi beban perasaan dan pikiran.
b. Mengurangi
keraguan, membantu dalam hal mengambil tindakan
c. Membekali
bidan pada saat akan melakukan tindakan kepada pasien.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
KOMUNIKASI TERAPEUTIK
Komunikasi menciptakan hubungan antara bidan dengan pasien untuk
mengenal kebutuhan dan menentukan rencara tindakan. Kemampuan komunikasi tidak
terlepas dari tingkah laku yang melibatkan aktifitas fisik, mental dan
dipengaruhi oleh latar belakang social, pengalaman, usia, pendidikan dan
tujuan.
1.
Pengertian komunikasi terapeutik
Komunikasi
terapeutik adalah komunikasi yang direncanakan secara sadar, bertujuan dan
dipusatkan untuk kesembuhan pasien. Komunikasi terapeutik mengarah pada
komunikasi interpersonal. Menurut beberapa ahli:
Northouse (1998), komunikasi terapeutik adalah kemampuan atau
keterampilan bidan untuk membantu pasien beradaptasi terhadap stress, mengatasi
gangguan psikologis, dan belajar bagaimana berhubungan dengan orang lain.
Stuart G.W (1998), komunikasi terapeutik merupakan hubungan
interpersonal antara bidan dengan pasien, dalam hubungan ini bidan dan pasien
memperoleh pengalaman belajar bersama dalam rangka memperbaiki pengalaman
emosional pasien.
Tujuan komunikasi Terapeutik
a.
Membantu
pasien memperjelas dan mengurangi beban perasaan serta pikiran
b.
Membantu
mengambil tindakan yang efektif untuk pasien
c.
Membantu
mempengaruhi orang lain, lingkungan, fisik dan diri sndiri.
Menurut stuart, tujuan komunikasi terapeutik diarahkan untuk
pertumbuhan klien:
a.
Realisasi
diri, pemerimaan diri dan rasa hormat pada diri sendiri
b.
Identitas
diri yang jelas dan integritas diri yang tinggi.
c.
Kemampuan
membina hubungan interpersonalyang intim, saling tergantung dan mencintai
d.
Peningkatan
fungsi dan kemampuan yang memuaskan kebutuhan serta mencapai tujuan personal
yang realistis.
ciri-ciri komunikasi terapeutik:
a.
Terjadi
antara bidan dengan pasien
b.
Mempunyai
hubungan akrab dan mempunyai tujuan
c.
Berfokus
pada pasien yang membutuhkan bantuan
d.
Bidan
dengan aktif mendengarkan dan memberikan respon pada pasien
2.
unsur
komunikasi terpeutik
a.
ada
sumber proses komunikasi
b.
pesan
yang disampaikan dengan penyandian baik (verbal dan nonverbal)
c.
ada
penerima
d.
lingkungan
saat komunikasi
3.
prinsip
komunikasi terapeutik ( carl rogers, 1998)
a.
bidan
sebagai tenaga kesehatan harus mengenal dirinya sendiri
b.
komunikasi
ditandai dengan sikap menerima, percaya dan menghargai
c.
bidan
sebagai tenaga kesehatan harus paham, menghayati nilai yang dianut pasien
d.
bidan
sebagai tenaga kesehatan harus sadar pentingnya kebutuhan pasien
e.
bidan
sebagai tenaga pasien harus menciptakan suasana agar pasien berbicara tanpa
rasa takut
f.
bidan
sebagai tenaga kesehatan harus menciptakan suasana agar pasien punya motivasi
mengubah diri
g.
bidan
sebagai tenaga kesehatan harus menguasai perasaannya sendiri.
h.
Mampu
menentukan batas waktu yang sesuai dan konsisten.
i.
Bidan
harus paham akan arti empati.
j.
Bidan
harus jujur dan berkomunikasi secara terbuka.
k.
Bidan
harus berperan sebagai role model.
l.
Mampu
mengekspresikan perasaan
m.
Altruisme
(panggilan jiwa) untuk mendapatkan kepuasan dengan menolong orang lain.
n.
Berpegang
pada etika.
o.
Tanggung
jawab
4.
Teknik
menjalin hubungan dengan pasien
Syarat dasar komunikasi menjadi efektif ( stuart, 1998)
a.
Komunikasi
ditujukan untuk menjaga harga diri dan penerima pesan.
b.
Komunikasi
dilakukan dengan saling pengertian sebelum memberi saran, informasi dan masukan.
B.
TEKNIK KOMUNIKASI TERAPEUTIK
1.
Mendengar
aktif
Mendengar
mempunyai arti, konsentrasi dan persepsi terhadap pesan orang lain yang
menggunakan semua indra (Nurjanah, 2001). Mendengar aktif dengan penuh
perhatian.
Adapun
beberapa keterampilan mendengar penuh perhatian, yaitu:
a.
Pandang
klien dan keluarga ketika sedang berbicara.
b.
Pertahankan
kontak mata yang memancarkan keinginan untuk mendengar.
c.
Sikap
tubuh yang menunjukkan perhatian.
d.
Tidak
menyilangkan kaki dan tangan.
e.
Menghindari
gerakan yang tidak perlu
f.
Menganggukkan
kepala apabila klien membicarakan hal yang penting atau memerlukan umpan balik.
g.
Condongkan
tubuh kearah lawan bicara.
Mendengar pasif, adalah kegiatan mendengar dengan kegiatan
nonverbal untuk klien. Misalnya dengan kontak mata, menganggukkan kepala dan
keikutsertakan secara verbal.
Dua macam teknik mendengar:
a.
Mendengar
pasif
Kegiatan
mendengar dengan pesan non verbal untuk klien, misalnya dengan kontak mata,
menganggukkan kepala, dan keikutsertan verbal. Mendengarkan pasif akan dapat
memberdayakan diri kita saat kita mendengar dengan pasif karena kita kurang
memahami perasaan orang lain.
b.
Mendengar
aktif
Kegiatan mendengar yang menyediakan
pengetahuan bahwa kita tahu perasaan orang lain dan mengerti mengapa dia
merasakan hal tersebut. Keuntungan yang diperoleh jika mampu mengembangkan
keterampilan mendengar aktif adalah :
1)
Pasien
dan keluarga merasa didengar dan dipahami maksudnya.
2)
Pasien
dan keluarga merasa dirinya berharga dan penting
3)
Pasien
dan keluarga merasa nyaman dengan keadaan tersebut
4)
Pasien
dan keluarga mampu berkomunikasi.
Yaitu pertanyaan yang tidak memerlukan jawaban “ya”
dan “mungkin”, tetapi pertanyaan memerlukan jawaban yang luas sehingga pasien
dapat mengemukakan masalahnya, perasaannya dengan kata-kata sendiri, atau dapat
memberikan informasi yang diperlukan.
3.
Resrtating
(mengulang)
Adalah
pengulangan pikiran utama yang diekspresikan klien ( Nurjanah, 2001)
Mengulang
ucapan pasien menggunakan kata-kata sendiri, mengulang kembali pemikiran utama
yang telah di ekspresikan oleh klien dan keluarga memberitahukan bahwa bidan
telah memberikan umpan balik sehingga klien dan kelurga mengetahui pesannya
dimengerti dan mengharapkan komunikasi berlanjut.
4.
Klarifikasi
Klarifikasi
sama dengan validasi yaitu menanyakan kepada klien apa yang tidak dimengerti
bidan terhadap situasi yang ada. Tujuan untuk menyamakan pengertian.
Berupaya
untuk menjelaskan ide atau pemikiran pasien yang tidak jelas atau meminta
pasien menjelaskan artinya. Apabila terjadi kesalahpahaman, bidan perlu
menghentikan pembicaraan untuk mengklarifikasikan dengan menyamakan pengertian
karena informasi sangat penting dalam memberikan pelayanan asuhan kebidanan
yang optimal. Supaya pesan dapat sampai dengan benar, seorang perlu memberikan
contoh yang konkret dan mudah untuk dimengerti oleh klien.
5.
Mengajukan
pertanyaan yang berkaitan
Tujuan
seorang bidan mengajukan suatu pertanyaan adalah mendapatkan informasi yang
spesifik mengenai apa yang disampaikan
oleh pasien dan keluarganya. Lebih baik jika pertanyaan tersebut
dikaitkan dengan topic yang dibicarakan dan gunakan kata-kata konteks social
budaya klien.
6.
Memberikan
kesempatan pada klien untuk memulai pembicaraan
Memberikan
kesempatan kepada klien untuk memiliki insiatif dalam memilih topic atau
masalah pembicaraan. Dalam berinteraksi, bidan dapat menstimulasikan klien yang
merasa ragu-ragu dan tidak pasti tentang perannya untuk mengambil inisiatif dan
merasakan bahwa ia sangat diharapkan untuk membuka pembicaraan.
7.
Humor
Humor sebagai
hal yang penting dalam komunikasi verbal, ini dikarenakan tertawa mengurangi
ketegangan dan rasa sakit akibat stress dan meningkatkan keberhasilan dalam
asuhan kebidanan. (Sullivan-Deane, 2008) menyatakan bahwa humor merangsang
katekolamin sehingga merasa sehat. Hal ini juga akan meningkatkan toleransi
nyeri, mengurangi kecemasan, serta memfasilitasi relaksasi dan meningkatkan metabolisme.
8.
Menyampaikan
hasil obsevasi seorang bidan perlu memberikan suatu umpan balik kepada klien
dan keluarga dengan menyatakan hasil pengamatannya sehingga dapat diketahui
apakah pesan dapat diterima dengan benar.
9.
Memfokuskan
Untuk
membatasi pembicaraan sehingga percakapan lebih spesifik dan dimengerti.
10. Menawarkan informasi
Memberikan
informasi tambahan merupakan tindakan penyuluhan kesehatan untuk pasien dengan
menawarkan informasi tersebut.
11. Menganjurkan untuk meneruskan pembicaraan
a.
Memberikan
kesempatan pasien untuk mengarahkan seluruh pembicaraan, menafsirkan
diskusi,bidan mengikuti apa yang sedang dibicarakan selanjutnya.
b.
Menempatkan
kejadian dan waktu secara berurutan.
c.
Menguraikan
kejadian secara teratur akan membantu bidan dan pasien untuk melihat dalam
suatu perspekstif
d.
Menemukan
pola kesukaan interpersonal klien.
12. Menunjukkan penerimaan
Menerima
bukan berarti menyetujui, menerima berarti bersedia untuk mendengar orang lain
tanpa menunjukkan keraguan atau ketidaksetujuan. Sebagai seorang bidan kita
harus menerima semua perilaku pasien. Bidan sebaiknya menghindari ekspresi
wajah dan gerakan tubuh yang menunjukkan ketiksetujuan, seperti mengerutkan
kening atau menggelengkan kepala yang menunjukkan ketidakpercayaan. Berikut ini
sikap bidan yang menunjukkan rasa percaya:
a.
Mendengarkan
tanpa memutuskan pembicaraan.
b.
Memberikan
umpan balik verbal kepada klien dengan cara yang baik.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Komunikasi
merupakan landasan bagi profesi dalam memberikan asuhan kebidanan karena tugas
bidan adalah memberikan pelayanan kepada masyarakat. Proses komunikasi
merupakan suatu penyampaian pesan, ide kepada orang lain agar dapat mencapai
presepsi yang sama sesuai yang dikehendaki leh komunikator. Tujuan komunikasi adalah
memudahkan dan melancarkan pencapaian tujuan.
Kemampuan
menerapkan teknik komunikasi terapeutik dalam asuhan kebidanan memerlukan
latihan dan kepekaan serta ketajaman perasaan, tetapi dalam dimensi nilai,
waktu dan ruang yang turut mempengaruhi keberhasilan komunikasi yang terlihat
melalui dampak terapeutik bagi klien dan juga berpusat bagi bidan sebagai
komunikator.
B.
Saran
Sebagai seorang
bidan, komunikasi adalah hal yang sangat penting dan merupakan kunci utama
keberhasilan seorang bidan. Sebaiknya dalam berkomunikasi dengan klien, harus
menjaga etika dan penampilannya dalam menghadapi kliennya. Menjaga hak-hak
pribadi dan hak orang lain. Menghormati, ,menjaga perasaan klien, dengan
melihat kondisi ekonominya serta rahasia klien.
Akademi Kebidanan Ummi Khasanah Yogyakarta. AKBIDUK Jogja. Pendaftaran PMB Akbid. AKBID Kebidanan. Mau jadi Bidan Profesional dan handal kunjungi : www.akbiduk.ac.idAkbid di Jogja Akbid Ummi Khasanah Yogyakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar