Sabtu, 05 Mei 2018

komunikasikebidanan



MAKALAH TEKNIK KOMUNIKASI TERAPEUTIK

Disusun oleh:
Anis Eka Rahayu
Dwi Wahyuni
Elinda Inggrid S.
Hilda Sri Andini


AKADEMI KEBIDANAN UMMI KHASANAH
BANTUL, YOGYAKARTA
TAHUN 2017/2018







BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
Kata komunikasi diambil dari bahasa latin communication, yang bersumber dari istilah “communis” yang berarti membuat kebersamaan atau membangun kebersamaan antara dua orang atau lebih.
Komunikasi adalah proses berbagi makna melalui perilaku verbal dan non verbal. Segala perilaku dapat disebut komunikasi jika melibatkan dua orang atau lebih. Frase dua kata atau lebih perlu ditekankan, karena sebagian literature menyebut istilah komunikasi interpersonal yakni diri sendiri. Komunikasi terjadi jika setidaknya suatu sumber membangkitkan respon pada penerima melalui penyampaian suatu pesan dalam bentuk tanda atau simbol. Baik bentuk verbal atau bentuk nonverbal tanpa harus memastikan terlebih dahulu bahwa kedua pihak yang berkomunikasi punya sistemsimbol yang sama. Komunikasi efektif terjadi apabila sesuatu (pesan) yang diberitahukan komunikator dapat diterima dengan baik oleh komunikan. Sehingga tidak terjadi salah persepsi.
Komukasi verbal merupakan komunikasi langsung  salah satunya dengan cara bertemu dan bertatap muka secara langsung, sedangkan komunikasi nonverbal merupakan komukasi tidak langsung misalnya melalui perantara orang ketiga yang meyampaikan pesan nantinya. Hal ini pasti terjadi dalam masyarakat karena sifat manusia sendiri adalah makhluk social yaitu makhluk yang tidak dapat hidup sendiri melainkan perlunya interaksi dengan manusia lainnya, salah satu bentuk konkret dari interaksi adalah komunikasi tersebut.
Definisi komunikasi menurut beberapa ahli:
Everett M. Rogers, mengemukakan pendapatnya yaitu “ komunikasi adalah suatu proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada suatu pemerimaan atau lebih dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka”.
Rogers dan O. Lawewnce Kincaid “ komunikasi adalah suatu proses dimana dua orang atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran informasi dengan satu sama lain yang tiba pada gilirannya akan tiba saling pengertian yang mendalam”.



B.     RUMUSAN MASALAH
1.      Apa yang dimaksud dengan komunikasi terapeutik?
2.      Apa tujuan dari komunikasi terapeutik?
3.      Apasaja teknik-teknik komunikasi terapeutik?

C.    TUJUAN
1.   Tujuan Umum
Agar bidan dan pasien terjalin komunikasi yang baik
2.   Tujuan Khusus
a.    Membantu pasien untuk memperjelas dan mengurangi beban perasaan dan pikiran.
b.   Mengurangi keraguan, membantu dalam hal mengambil tindakan
c.    Membekali bidan pada saat akan melakukan tindakan kepada pasien.




BAB II
PEMBAHASAN

A.    KOMUNIKASI TERAPEUTIK
Komunikasi menciptakan hubungan antara bidan dengan pasien untuk mengenal kebutuhan dan menentukan rencara tindakan. Kemampuan komunikasi tidak terlepas dari tingkah laku yang melibatkan aktifitas fisik, mental dan dipengaruhi oleh latar belakang social, pengalaman, usia, pendidikan dan tujuan.
1.       Pengertian komunikasi terapeutik
            Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang direncanakan secara sadar, bertujuan dan dipusatkan untuk kesembuhan pasien. Komunikasi terapeutik mengarah pada komunikasi interpersonal. Menurut beberapa ahli:
Northouse (1998), komunikasi terapeutik adalah kemampuan atau keterampilan bidan untuk membantu pasien beradaptasi terhadap stress, mengatasi gangguan psikologis, dan belajar bagaimana berhubungan dengan orang lain.
Stuart G.W (1998), komunikasi terapeutik merupakan hubungan interpersonal antara bidan dengan pasien, dalam hubungan ini bidan dan pasien memperoleh pengalaman belajar bersama dalam rangka memperbaiki pengalaman emosional pasien.
Tujuan komunikasi Terapeutik
a.       Membantu pasien memperjelas dan mengurangi beban perasaan serta pikiran
b.      Membantu mengambil tindakan yang efektif untuk pasien
c.       Membantu mempengaruhi orang lain, lingkungan, fisik dan diri sndiri.
Menurut stuart, tujuan komunikasi terapeutik diarahkan untuk pertumbuhan klien:
a.       Realisasi diri, pemerimaan diri dan rasa hormat pada diri sendiri
b.      Identitas diri yang jelas dan integritas diri yang tinggi.
c.       Kemampuan membina hubungan interpersonalyang intim, saling tergantung dan mencintai
d.      Peningkatan fungsi dan kemampuan yang memuaskan kebutuhan serta mencapai tujuan personal yang realistis.



ciri-ciri komunikasi terapeutik:
a.       Terjadi antara bidan dengan pasien
b.      Mempunyai hubungan akrab dan mempunyai tujuan
c.       Berfokus pada pasien yang membutuhkan bantuan
d.      Bidan dengan aktif mendengarkan dan memberikan respon pada pasien

2.      unsur komunikasi terpeutik
a.       ada sumber proses komunikasi
b.      pesan yang disampaikan dengan penyandian baik (verbal dan nonverbal)
c.       ada penerima
d.      lingkungan saat komunikasi
3.      prinsip komunikasi terapeutik ( carl rogers, 1998)
a.       bidan sebagai tenaga kesehatan harus mengenal dirinya sendiri
b.      komunikasi ditandai dengan sikap menerima, percaya dan menghargai
c.       bidan sebagai tenaga kesehatan harus paham, menghayati nilai yang dianut pasien
d.      bidan sebagai tenaga kesehatan harus sadar pentingnya kebutuhan pasien
e.       bidan sebagai tenaga pasien harus menciptakan suasana agar pasien berbicara tanpa rasa takut
f.       bidan sebagai tenaga kesehatan harus menciptakan suasana agar pasien punya motivasi mengubah diri
g.      bidan sebagai tenaga kesehatan harus menguasai perasaannya sendiri.
h.      Mampu menentukan batas waktu yang sesuai dan konsisten.
i.        Bidan harus paham akan arti empati.
j.        Bidan harus jujur dan berkomunikasi secara terbuka.
k.      Bidan harus berperan sebagai role model.
l.        Mampu mengekspresikan perasaan
m.    Altruisme (panggilan jiwa) untuk mendapatkan kepuasan dengan menolong orang lain.
n.      Berpegang pada etika.
o.      Tanggung jawab
4.      Teknik menjalin hubungan dengan pasien
Syarat dasar komunikasi menjadi efektif ( stuart, 1998)
a.       Komunikasi ditujukan untuk menjaga harga diri dan penerima pesan.
b.      Komunikasi dilakukan dengan saling pengertian sebelum memberi saran, informasi dan masukan.



B.     TEKNIK KOMUNIKASI TERAPEUTIK
1.      Mendengar aktif
Mendengar mempunyai arti, konsentrasi dan persepsi terhadap pesan orang lain yang menggunakan semua indra (Nurjanah, 2001). Mendengar aktif dengan penuh perhatian.
Adapun beberapa keterampilan mendengar penuh perhatian, yaitu:
a.       Pandang klien dan keluarga ketika sedang berbicara.
b.      Pertahankan kontak mata yang memancarkan keinginan untuk mendengar.
c.       Sikap tubuh yang menunjukkan perhatian.
d.      Tidak menyilangkan kaki dan tangan.
e.       Menghindari gerakan yang tidak perlu
f.       Menganggukkan kepala apabila klien membicarakan hal yang penting atau memerlukan umpan balik.
g.      Condongkan tubuh kearah lawan bicara.
Mendengar pasif, adalah kegiatan mendengar dengan kegiatan nonverbal untuk klien. Misalnya dengan kontak mata, menganggukkan kepala dan keikutsertakan secara verbal.
Dua macam teknik mendengar:
a.       Mendengar pasif
     Kegiatan mendengar dengan pesan non verbal untuk klien, misalnya dengan kontak mata, menganggukkan kepala, dan keikutsertan verbal. Mendengarkan pasif akan dapat memberdayakan diri kita saat kita mendengar dengan pasif karena kita kurang memahami perasaan orang lain.
b.      Mendengar aktif
Kegiatan mendengar yang menyediakan pengetahuan bahwa kita tahu perasaan orang lain dan mengerti mengapa dia merasakan hal tersebut. Keuntungan yang diperoleh jika mampu mengembangkan keterampilan mendengar aktif adalah :
1)      Pasien dan keluarga merasa didengar dan dipahami maksudnya.
2)      Pasien dan keluarga merasa dirinya berharga dan penting
3)      Pasien dan keluarga merasa nyaman dengan keadaan tersebut
4)      Pasien dan keluarga mampu berkomunikasi.




Yaitu  pertanyaan yang tidak memerlukan jawaban “ya” dan “mungkin”, tetapi pertanyaan memerlukan jawaban yang luas sehingga pasien dapat mengemukakan masalahnya, perasaannya dengan kata-kata sendiri, atau dapat memberikan informasi yang diperlukan.
3.      Resrtating (mengulang)
Adalah pengulangan pikiran utama yang diekspresikan klien ( Nurjanah, 2001)
Mengulang ucapan pasien menggunakan kata-kata sendiri, mengulang kembali pemikiran utama yang telah di ekspresikan oleh klien dan keluarga memberitahukan bahwa bidan telah memberikan umpan balik sehingga klien dan kelurga mengetahui pesannya dimengerti dan mengharapkan komunikasi berlanjut.
4.      Klarifikasi
Klarifikasi sama dengan validasi yaitu menanyakan kepada klien apa yang tidak dimengerti bidan terhadap situasi yang ada. Tujuan untuk menyamakan pengertian.
Berupaya untuk menjelaskan ide atau pemikiran pasien yang tidak jelas atau meminta pasien menjelaskan artinya. Apabila terjadi kesalahpahaman, bidan perlu menghentikan pembicaraan untuk mengklarifikasikan dengan menyamakan pengertian karena informasi sangat penting dalam memberikan pelayanan asuhan kebidanan yang optimal. Supaya pesan dapat sampai dengan benar, seorang perlu memberikan contoh yang konkret dan mudah untuk dimengerti oleh klien.
5.      Mengajukan pertanyaan yang berkaitan
Tujuan seorang bidan mengajukan suatu pertanyaan adalah mendapatkan informasi yang spesifik mengenai apa yang disampaikan  oleh pasien dan keluarganya. Lebih baik jika pertanyaan tersebut dikaitkan dengan topic yang dibicarakan dan gunakan kata-kata konteks social budaya klien.
6.      Memberikan kesempatan pada klien untuk memulai pembicaraan
Memberikan kesempatan kepada klien untuk memiliki insiatif dalam memilih topic atau masalah pembicaraan. Dalam berinteraksi, bidan dapat menstimulasikan klien yang merasa ragu-ragu dan tidak pasti tentang perannya untuk mengambil inisiatif dan merasakan bahwa ia sangat diharapkan untuk membuka pembicaraan.
7.      Humor
Humor sebagai hal yang penting dalam komunikasi verbal, ini dikarenakan tertawa mengurangi ketegangan dan rasa sakit akibat stress dan meningkatkan keberhasilan dalam asuhan kebidanan. (Sullivan-Deane, 2008) menyatakan bahwa humor merangsang katekolamin sehingga merasa sehat. Hal ini juga akan meningkatkan toleransi nyeri, mengurangi kecemasan, serta memfasilitasi relaksasi dan meningkatkan metabolisme.



8.      Menyampaikan hasil obsevasi seorang bidan perlu memberikan suatu umpan balik kepada klien dan keluarga dengan menyatakan hasil pengamatannya sehingga dapat diketahui apakah pesan dapat diterima dengan benar.
9.      Memfokuskan
Untuk membatasi pembicaraan sehingga percakapan lebih spesifik dan dimengerti.
10.  Menawarkan informasi
Memberikan informasi tambahan merupakan tindakan penyuluhan kesehatan untuk pasien dengan menawarkan informasi tersebut.
11.  Menganjurkan untuk meneruskan pembicaraan
a.       Memberikan kesempatan pasien untuk mengarahkan seluruh pembicaraan, menafsirkan diskusi,bidan mengikuti apa yang sedang dibicarakan selanjutnya.
b.      Menempatkan kejadian dan waktu secara berurutan.
c.       Menguraikan kejadian secara teratur akan membantu bidan dan pasien untuk melihat dalam suatu perspekstif
d.      Menemukan pola kesukaan interpersonal klien.
12.  Menunjukkan penerimaan
Menerima bukan berarti menyetujui, menerima berarti bersedia untuk mendengar orang lain tanpa menunjukkan keraguan atau ketidaksetujuan. Sebagai seorang bidan kita harus menerima semua perilaku pasien. Bidan sebaiknya menghindari ekspresi wajah dan gerakan tubuh yang menunjukkan ketiksetujuan, seperti mengerutkan kening atau menggelengkan kepala yang menunjukkan ketidakpercayaan. Berikut ini sikap bidan yang menunjukkan rasa percaya:
a.       Mendengarkan tanpa memutuskan pembicaraan.
b.      Memberikan umpan balik verbal kepada klien dengan cara yang baik.









BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Komunikasi merupakan landasan bagi profesi dalam memberikan asuhan kebidanan karena tugas bidan adalah memberikan pelayanan kepada masyarakat. Proses komunikasi merupakan suatu penyampaian pesan, ide kepada orang lain agar dapat mencapai presepsi yang sama sesuai yang dikehendaki leh komunikator. Tujuan komunikasi adalah memudahkan dan melancarkan pencapaian tujuan.
Kemampuan menerapkan teknik komunikasi terapeutik dalam asuhan kebidanan memerlukan latihan dan kepekaan serta ketajaman perasaan, tetapi dalam dimensi nilai, waktu dan ruang yang turut mempengaruhi keberhasilan komunikasi yang terlihat melalui dampak terapeutik bagi klien dan juga berpusat bagi bidan sebagai komunikator.
B.  Saran
Sebagai seorang bidan, komunikasi adalah hal yang sangat penting dan merupakan kunci utama keberhasilan seorang bidan. Sebaiknya dalam berkomunikasi dengan klien, harus menjaga etika dan penampilannya dalam menghadapi kliennya. Menjaga hak-hak pribadi dan hak orang lain. Menghormati, ,menjaga perasaan klien, dengan melihat kondisi ekonominya serta rahasia klien.





Akademi Kebidanan Ummi Khasanah Yogyakarta. AKBIDUK Jogja. Pendaftaran PMB Akbid. AKBID Kebidanan. Mau jadi Bidan Profesional dan handal kunjungi : www.akbiduk.ac.idAkbid di Jogja Akbid Ummi Khasanah Yogyakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar